Langsung ke konten utama

Membangkitkan Pandu Pembela Umat Kemanusiaan Al-Zaytun

Upacara dilakukan dengan jiwa yang dalam
dengan menjaga jarak dan memakai masker


AL-ZAYTUN, Organisasi Pelajar Ma'had Al-Zaytun - Seluruh Pandu Pembela Umat Kemanusiaan (PPUK) mengikuti pembukaan kegiatan ekstra kurikuler kepanduan bersama dengan para guru pembina.

Upacara pembukaan dilaksanakan Sabtu, 3 Juli 2021, bertempat di Lapangan Medan Satria Wiratama dipimpin oleh Pratama Upacara dan dibuka secara langsung oleh Majelis Guru yang diwakilkan kepada Ustadz Abdul Rojak.

Ustadz Abdul Rojak dalam sambutannya memberikan pengalaman mengenai nostalgianya saat pembukaan Kepanduan yang dipimpin langsung oleh Syaykh Al-Zaytun.

''Saya amat teringat dengan pembukaan kepanduan pertama kali, yang dipimpin langsung oleh Syaykh kita,'' ujarnya.

Ia mengatakan bahwa santri diharapkan aktif mengikuti kegiatan ini karena banyak manfaatnya untuk bekal hidup, seperti menumbuhkan karakter manusia yang sehat, cerdas, dan manusiawi.

Syifa Aulia sebagai Menteri Kepanduan Pelestarian Lingkungan memberikan informasi bahwa kegiatan ini dihadiri oleh santriwan dan santriwati kelas 10.

Dalam rangkaian acara ini juga diwarnai dengan adanya penampilan dari para santri.

"Ada penampilan dari santri kelas 12, yaitu senam semapur dan senam tongkat," ungkap Syifa Aulia.

Ia juga mengimbuhkan bahwa Organisasi Pelajar angkatan Admiral ingin membangkitkan kembali jiwa-jiwa pandu pembela umat kemanusiaan setelah sekian lama kegiatan ini divakumkan oleh Syaykh Al-Zaytun.

"Dengan pembukaan ini sebagai simbol bahwa kita sebagai santri Al-Zaytun siap untuk mengikuti kepanduan," jelasnya.

Gerakan Kepanduan ini penting untuk dilestarikan oleh segenap anak bangsa, karena memiliki manfaat yang sangat besar khususnya untuk pembentukan sikap mental dan moral serta kepribadian guna mewujudkan jiwa Nasionalisme dan Patriotisme dalam konteks Bela Negara.

Selain itu Kepanduan juga salah satu media yang efektif untuk melakukan pembinaan terhadap generasi muda sehingga memiliki sikap disiplin dan tanggung jawab yang tinggi sebagai generasi penerus bangsa.

Selanjutnya, pelaksanaan pelatihan kepanduan ini akan dilaksanakan dengan mengangkat tema "BELAJAR SAMBIL BERMAIN, DAN BERMAIN SAMBIL BELAJAR".

"Kami akan menyuguhkan kegiatan pembelajaran dan materi-materi yang mengasyikan, dan tentunya akan disertai dengan materi-materi yang dapat melatih kepemimpinan dan kedisiplinan," pungkasnya.

Rencananya kegiatan ini dilakukan saat pembelajaran luar kelas dengan materi dasar-dasar kepanduan dan metodik kepanduan. Dalam kegiatan ini, santri dengan antusias dan semangat mengikuti seluruh kegiatan yang merupakan kegiatan ekstra kurikuler. Menurut mereka, kegiatan Kepanduan di Al-Zaytun ini sangat menyenangkan dan membentuk siswa menjadi mandiri dan bertanggungjawab.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peringatan 1 Muharram 1443 Hijriah

Sebanyak 1443 peserta hadir di MRLA untuk memperingati Tahun Baru Hijriyah 1443 H  Setiap tahun, seluruh umat Islam merayakan pergantian tahun baru hijriyah yang dikenal sebagai kalender Hijriyah.  Peringatan tahun baru hijriyah tentu berbeda-beda di berbagai Pesantren, khususnya di Al-Zaytun. Meski Nabi Muhammad tidak memberi contoh untuk menunaikan amalan tertentu saat tahun baru hijriyah tiba, namun civitas Al- Zaytun pada umumnya menjadikan momen tahun baru hijriyah ini sebagai peringatan besar-besaran sebagai wujud rasa syukur terhadap Allah yang telah memberikan karunia-Nya sampai saat ini.  Peringatan Tahun baru hijriyah di Kampus Al-Zaytun pada hari Rabu (11/08) diisi dengan tadarrus Al-Qur'an oleh santri, mahasiswa, guru, karyawan, dan seluruh penghuni lainnya di Ma'had Al-Zaytun.  Dengan diberlakukannya protokol orhiba di Al-Zaytun, maka kegiatan ini dilaksanakan di 6 tempat yang berbeda-beda, diantaranya 5 asrama pelajar, dan 1 masjid besar, Masjid Rahmatan Lil '

Menjadi Santri Al-Zaytun

  Ali memberikan tanggapan menjadi santri Al-Zaytun Halo guys! Yuk kali ini saya ingin bercerita. Sebenarnya cerita kali ini cukup menginspirasi ya. Ini merupakan cerita seseorang yang telah menjadi santri baru. Dan saya juga mempunyai pesan untuk kalian semua lo. Yuk simak cerita ini.  Berita ini dibuat saat saya sedang mencari potret masa pengenalan lingkungan sekolah di Al-Zaytun. Saat itu itu bertemu dengan salah satu santri baru kelas 7. Mari kita berbincang. Adik ini bernama Ali Haidar Azizi bin Nurul Qomari, biasa dipanggil Ali. Ia berasal dari Surabaya, koordinator Jawa Timur. Yang pertama, saya bertanya kepada Ali, tentang kenapa ia ingin sekolah di Al-Zaytun. Lalu Ali menjawab, "Karena ingin mandiri", jawabnya.  Ali mengimbuhkan bahwa ia mengeluhkan pembelajaran online di sekolah luar, membuat ia semakin ribet, harus begini, begitu pangkasnya.  "Mendingan mondok", kata Ali.  Setelah itu saya semakin tertarik untuk bertanya-tanya mengenai cita-cita Ali.  &q

Anjing Keamanan di Ma’had Al-Zaytun

  Petugas keamanan sedang melatih anjing keamanan Sejak dua tahun yang lalu Ma’had Al-Zaytun telah memelihara hewan penjaga, yaitu anjing. Hewan ini hanya dipelihara oleh keamanan Masyikhah yaitu Pak Susanto dan Suprobo. Hewan ini berasal dari Australia dan Amerika, untuk jenis Herder dan Pitbul berasal dari Australia, sedangkan jenis Labourder   dari Amerika. Pemeliharaan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan keamanan, selain itu juga tidak mendiskriminasikan dengan hewan yang lainnya, karena anjing   juga merupakan hewan yang layak untuk dipelihara. Untuk merawat   anjing-anjing ini, dilakukan pendekatan dengan cara mengurusnya dengan perasaan dan hati. Agar mendapatkan keamanan dan kenyamanan lingkungan maka haruslah hindari hal-hal yang dapat mengganggu mereka, seperti memancing atau menggoda mereka dan   melakukan sesuatu yang membuatnya marah. “Kami semua mengikuti sunah Nabi yang pernah memelihara hewan tersebut. Salah satunya adalah Ashabul Kahfi, yang   memelihara seekor